Friday 28 October 2016

Mendikbud: Guru Jangan Hanya Berikan PR Kepada Siswa

Memberikan Pekerjaan Rumah (PR) merupakan sebagian tugas dari seorang pendidik. Melalui PRlah, seorang guru bisa mengukur sejauh mana siswanya tersebut mampu menyerap apa saja yang telah di berikan oleh gurunya. Namun, kadangkala ada guru yang sesuka hati memberikan PR atau tugas. Misalnya, karena malas mengajar, ujungnya-ujungnya di kasih tugas ataupun PR saja.


Ada juga yang hanya masuk ke kelas memberikan ceramah saja dan di lanjutkan dengan memberikan tugas kepada siswanya. Hal seperti inilah yang tidak di inginkan oleh Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terjadi di arena pendidikan. Mendikbud menginginkan supaya guru bisa bekerja lebih baik.

Guru mengajar. Ilustrasi Foto: Miftahul Hayat/dok.JPNN.com
"Guru-guru‎ harus sadar, pemerintah sudah mengeluarkan dana begitu besar untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Timbal balik dari itu adalah guru harus mengajarkan siswa lebih baik lagi. Jangan hanya cuap-cuap habis itu kasih PR," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di hadapan siswa dan guru saat penyerahan penghargaan serta hadiah karya lomba video pendek tema 'Sekolahku Masa Depanku' di Jakarta, Jumat (28/10).

Menurut Mendikbud, pemerintah sudah banyak mengucurkan dana, demi meningkatkan kesejahteraan guru. Seyogyanya, hal tersebut juga berbanding lurus dengan peningkatan pendidikan yang di lakukan oleh guru. Saat di kelas, jangan hanya cuap-cuap, kemudian di berikan PR ataupun tugas. 

"Guru tidak ada pilihan lain selain bekerja baik karena sudah menikmati kemapanan. Jangan hanya‎ datang memberikan ceramah dan memberikan tugas," ujarnya.

Saat di sekolah, tidak ada istilahnya guru bengong saja dan tidak mengerjakan apa-apa dan ujung-ujungnya di kasih tugas. Apalagi  sikap seperti di lakukan oleh guru PNS dan sudah sertifikasi. Bayangkan berapa banyak sudah dana yang di dapatkan, namun tidak memberikan efek kepada siswa.

Muhadjir menilai, sudah puluhan tahun, guru maupun siswa berada di pola pengajaran yang salah. Meskipun nanti banyak orang yang protes. Namun, menurutnya pola pengajaran yang salah tersebut, harus di ubah secara pelan-pelan.

Memang ini tidak mudah karena guru sudah sekian puluhan tahun menikmati hidup enak dengan pola pembelajaran salah," tandasnya.

Mendikbud mengharapkan supaya  guru lebih banyak di luar kelas, untuk melihat siswanya berkreasi maupun berkarya. Dengan begitu, guru bisa mecermati kemajuan siswanya.

data: jpnn.com


No comments:

Post a Comment

Pages - Menu